TALQIN DZIKIR DALAM THARIQAT
Senin, 19 Desember 2016
Add Comment
Di
dalam Tarekat ada yang disebut Talqinuz
Dzikir, yaitu pendiktean kalimat dzikir la
ilaaha illAllah dengan lisan {diucapan} dan atau pendiktean Ismudz Dzat lafadz Allah secara batiniah
dari seorang guru mursyid kepada muridnya. Dalam pelaksanaan dzikir tarekat,
seorang harus mempunyai sanad
{ikatan} yang muttashil {bersambung}
dari gurunya yang bersambung sampai ke Rasulullah SAW.
Penisbatan {pengakuan
adanya hubungan} seorang murid dengan gurunya hanya bisa terjadi melalui talqin dan ta’lim
dari seorang guru yang telah memperoleh izin untuk memberikan ijazah yang sah
yang bersandar sampai kepada guru mursyid Shahibut
Thariqah, yang terus bersambung sampai kepada Rasulullah SAW, karena dzikir
tidak akan memberikan faedah yang sempurna kecuali melalui talqin dan izin dari seorang guru mursyid. Bahkan mayoritas ulama’
tarikat menjadikan talqin dzikir
sebagai salah satu syarat dalam tarekat. Karena sirr {rahasia} dalam tarekat
sesungguhnya adalah keterikatan satu hati dengan hati lainnya sampai kepada
Rasululloh SAW, dan bersambung sampai kehadirat Yang Maha Haq Allah Azza wa Jalla.
Seseorang
yang telah memperoleh talqin dzikir yang juga lazim disebut dengan ba’iat
dari seorang guru mursyid’ berarti dia telah masuk silsilahnya para kekasih
Allah Yang Maha Agung.jadi jika seseorang berba’iat tarikat berarti ia telah
berusaha untuk turut menjalankan perkara yang telah dijalankan oleh mereka.
Perumpamaan
orang yang berdzikir yang telsh di-talqin
dan di ba’iat oleh guru mursyid itu seperti lingkaran rantai yang saling
bergandengan hingga induknya, yaitu Rasulullah SAW. Jadi kalau induknya ditarik
maka semua lingkaran yang terangkat akan ikut tertarik kemanapun arah
tarikannya itu. Silsilah para wali sampai kepada Rasululloh SAW itu bagaikan
sebuah lingkaran-lingkaran mata rantai yang saling berhubungan.
Sedangkan
orang yang berdzikir namun belum ber-talqin/berba’iat kepada seorang guru
mursyid, ibarat anak rantai yang terlepas dari rangkaiannya. Seumpama induk
rantai itu ditarik, maka ia tidak akan ikut tertarik. Maka kita semua perlu
bersyukur karena telah diberi ghirah
{semangat} dan kemauan untuk berba’iat kepada seorang guru mursyid. Tinggal kewajiban
kita untuk beristiqomah menjalaninya serta senantiasa menjaga dan menjalankan
syari’at dengan sungguh-sungguh. Hendaknya juga dapat beristiqomah didalam murabathah dengan guru mursyid kita
masing-masing
0 Response to "TALQIN DZIKIR DALAM THARIQAT"
Posting Komentar