PePELENG JAWA

“Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti”

TALQIN DZIKIR DALAM THARIQAT

Di dalam Tarekat ada yang disebut Talqinuz Dzikir, yaitu pendiktean kalimat dzikir la ilaaha illAllah dengan lisan {diucapan} dan atau pendiktean Ismudz Dzat lafadz Allah secara batiniah dari seorang guru mursyid kepada muridnya. Dalam pelaksanaan dzikir tarekat, seorang harus mempunyai sanad {ikatan} yang muttashil {bersambung} dari gurunya yang bersambung sampai ke Rasulullah SAW.


 Penisbatan {pengakuan adanya hubungan} seorang murid dengan gurunya hanya bisa terjadi melalui talqin  dan ta’lim dari seorang guru yang telah memperoleh izin untuk memberikan ijazah yang sah yang bersandar sampai kepada guru mursyid Shahibut Thariqah, yang terus bersambung sampai kepada Rasulullah SAW, karena dzikir tidak akan memberikan faedah yang sempurna kecuali melalui talqin dan izin dari seorang guru mursyid. Bahkan mayoritas ulama’ tarikat menjadikan talqin dzikir sebagai salah satu syarat dalam tarekat. Karena sirr {rahasia} dalam tarekat sesungguhnya adalah keterikatan satu hati dengan hati lainnya sampai kepada Rasululloh SAW, dan bersambung sampai kehadirat Yang Maha Haq Allah Azza wa Jalla.


Seseorang yang telah memperoleh talqin dzikir yang juga lazim disebut dengan ba’iat dari seorang guru mursyid’ berarti dia telah masuk silsilahnya para kekasih Allah Yang Maha Agung.jadi jika seseorang berba’iat tarikat berarti ia telah berusaha untuk turut menjalankan perkara yang telah dijalankan oleh mereka.
Perumpamaan orang yang berdzikir yang telsh di-talqin dan di ba’iat oleh guru mursyid itu seperti lingkaran rantai yang saling bergandengan hingga induknya, yaitu Rasulullah SAW. Jadi kalau induknya ditarik maka semua lingkaran yang terangkat akan ikut tertarik kemanapun arah tarikannya itu. Silsilah para wali sampai kepada Rasululloh SAW itu bagaikan sebuah lingkaran-lingkaran mata rantai yang saling berhubungan.
Sedangkan orang yang berdzikir namun belum ber-talqin/berba’iat kepada seorang guru mursyid, ibarat anak rantai yang terlepas dari rangkaiannya. Seumpama induk rantai itu ditarik, maka ia tidak akan ikut tertarik. Maka kita semua perlu bersyukur karena telah diberi ghirah {semangat} dan kemauan untuk berba’iat kepada seorang guru mursyid. Tinggal kewajiban kita untuk beristiqomah menjalaninya serta senantiasa menjaga dan menjalankan syari’at dengan sungguh-sungguh. Hendaknya juga dapat beristiqomah didalam murabathah dengan guru mursyid kita masing-masing




0 Response to "TALQIN DZIKIR DALAM THARIQAT"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel